Kamis, 04 Desember 2008

Ternyata.. Ponsel dan SIM Card Ada Emasnya!

Jangan terburu-buru kaget, lalu merespons kurang positif misalnya : bo’ong ah.. atau respons terlalu positif, Anda langsung ngumpulin Hape-hape bekas apapun juga.. atau menangis-nangis sebab sudah terlanjur buang-buang simcard gara2 nyobain paket promo dari operator sana-sini.. (lebay banget deh..)

Tapi kenyataannya memang benar, di dalam HP dan Simcard ada kandungan emasnya. Tidak cuma emas, tapi mengandung tembaga dan perak juga. Ya, tapi SEDIKIT. Hehe.. mengingatkan kita dengan kandungan emas pada uang logam receh lima ratus rupiah yang kuningan, sering dibuat orang cincin pada periode yach.. kira-kira pas jaman saya SMA dulu (kapan ya??)..

Lalu, darimana emas atau logam-logam itu datang? Dalam sirkuit di ponsel atau chip di kartu SIM atau RUIM (CDMA) memang emas digunakan sebagai penyalur arus elektronik. Sebab emas memiliki reputasi jauh lebih baik dibanding tembaga dalam hal distribusi arus listrik. Produsen ponsel atau Sim/RUIM card tidak pernah mengurangi atau meniadakan kandungan logam mulia itu, walaupun dalam setiap unit jumlahnya hanya seperseribu gram. Kalau Anda rela bela-belain mengumpulkan sekitar satu juta Sim card bekas, maka bolehlah harap-harap cemas mendapatkan sekitar 1.000 gram atau satu kilogram emas murni. wuih mayan kan?

Nah, itu baru dari simcard. Dari ponsel bekas, kita bisa mengurai lebih banyak lagi emas, perak dan tembaga. Sebab kandungan pada ponsel memiliki perak dan tembaga yang jumlahnya cukup signifikan. Apa benar? Faktanya, Yokohama Metal Co Ltd, asalnya dari Jepang (ya iyaalaahh..) sebuah perusahaan pemulung barang bekas (keren amat ya pemulung di Jepang ..) telah menggeluti bidang ini sejak lama. Dari satu ton material yang diambil di tambang emas konvensional, nyatanya hanya sekitar 5 gram emas, dari satu ponsel bekas yang dilebur bisa didapat 30 kali lipat. Artinya, akan didapatkan sekitar 150 gram emas!

Belum selesai disitu, berita terbaru (dapat di cek di beberapa media ibukota, misalnya Wartakota, Rabu, 18 Juni 2008 dan Tabloid SINYAL) disebutkan bahwa perusahaan Singapura dan Jepang akan masuk Indonesia dan menawarkan pembelian Sim card bekas dengan harga Rp 100 perbuah, atau Rp 1.000 untuk sebuah Ponsel bekas. Mereka berencana akan membangun pabrik untuk melebur alat komunikasi tadi, menjaring emas, tembaga dan perak yang ada.

Bagaimana peluangnya? Tahun 2008 ini saja, pelanggan Telkomsel sudah 52 Juta orang. Pertumbuhan pelanggan diklaim hingga 30% pertahun. Belum lagi dari delapan operator tanah air lainnya. Ditambah gaya hidup masyarakat yang suka gonta-ganti simcard demi menikmati berbagai fasilitas dan promo, maka dari berbagai sumber, misalnya tabloid SInyal, disebutkan kalau satu bulan bisa terkumpul 25 juta “kartu mati”. Jika berat kartu 2 gram, maka jumlah totalnya 50 ton. Nah, kalau semuanya dikumpulkan dan diambil logamnya, maka didapat sekitar 25 kilogram emas sebulan, dan sekitar 100 kg tembaga.

Sedangkan dengan cara melumatkan 10.000 ponsel bekas atau seberat satu ton (asumsi berat rata-rata HP adalah 100 gram) maka akan didapat 150 gram emas, 100 kilogram tembaga, dan 3 kilogram perak. Ini di luar plastik, atau timah dari ponsel yang dilumatkan/dilebur tersebut yang juga di dapatkan dari proses. Menggiurkan bukan? ya, asalkan ada alatnya untuk melebur hehe.. teknologi ini sayangya (belum) dilirik dan dimanfaatkan oleh perusahaan di Indonesia. Istilah lokalnya.. nggak ngeh dan belum menangkap peluang ini. Jadinya ya perusahaan luar lagi deh yang mo masuk (jadi inget kasus Freeport, Exxon dan konco-konconya yang ngubrak abrik negeri ini hehe..)

Namun ya bingung juga, gimana mo saingan la wong untuk tingkat “pulung-memulung sampah” saja perusahaan sekelas PT yang bermain! paling-paling masyarakat Indonesia berkesempatan “berpartisipasi” dari hasil penjualan ponsel danm simcard mati ke perusahaan-perusahaan tersebut.. itu pun kalau ada yang mau ngumpulin 100 rupiah per simcard. Kecil sekali kan? Jadi apa bisa industri ini dilaksanakan di Indonesia. Bisa saja, sebab perusahaan memiliki manajemen stratejik dimana tentunya tidak hanya mengandalkan pasokan “bahanbaku” eceran dari pemulung dan pengguna ponsel, namun bisa bekerjasama secara legal formal ke berbagai pihak.

Kita lihat saja nanti perkembangannya.. untuk sementara.. 10 - 0 untuk Jepang vs Indonesia hehe..

sumber : http://unggulo.wordpress.com/2008/07/01/ternyata-ponsel-dan-sim-card-ada-emasnya/

Sintang Masuk 10 Besar Investasi Perkebunan

Sintang,- Komitmen Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sintang untuk
menggeliatkan iklim investasi di bidang perkebunan tak diragukan lagi.
Buktinya, dalam kurun beberapa tahun saja, Pemkab telah berhasil
menggandeng investor dengan nilai investasi mencapai angka Rp 3 triliun.
Dengan begitu, diyakini akan membawa daerah Bumi Dara Juanti ini, sebagai
daerah dengan investasi 10 besar di Indonesia.
Tak pelak, Bupati Sintang Drs Milton Crosby Msi, belum lama ini, menanam
160 ribu bibit kelapa sawit di atas lahan 15 hektare yang akan dijadikan
kebun masyarakat (plasma), dengan pencadangan lahan seluas 1000 hektar,
yang telah diprogramkan oleh sebuah perusahaan penanaman modal asing (PMA)
yakni PT MJM. Areal penanaman di Kecamatan Ketungau Tengah dan Ketungau
Hulu.

Penanaman perdana pembibitan sawit tersebut dilakukan di dua lokasi yakni
Dusun Sejalu dan Dusun Segantung Ketungau Tengah. Dibanding dengan
kecamatan lainnya, daerah Ketungau termasuk tertinggal, baik dari segi
infrastruktur maupun pembangunan di sektor perkebunan, baik sawit maupun
karet.

Akan tetapi bisa dipastikan, dalam kurun 3 tahun ke depan, kawasan
Ketungau akan jadi hamparan kebun sawit. Karena dibangun ratusan ribu
hektare kebun kelapa sawit oleh PT MJM Group.

" Dengan pembangunan perkebunan dan investasi, saya yakin ini akan
menyejahterakan masyarakat kita yang tingkat prekonomiannya masih sulit.
Selain itu, pemerintah yang miliki anggaran yang sangat terbatas, merasa
sangat terbantu dengan hadirnya investor yang bergerak di bidang
perkebunan dan HTI, “ ujar Milton yang didampingi Direktur MJM H
Amaluddin, Kadis Hutbun Ir Turmuji Hasma MSi, Kabag Umum Drs Hatta MSi,
Kabag Inforkom Henri Harahap SSos MM, Camat Ketungau Tengah Agus Djam SSos
dan beberapa Kades se-Kecamatan Ketungau.

Milton menambahkan, saat ini secara keseluruhan total nilai investasi di
Kabupaten Sintang mencapai angka Rp 3 triliun. Sintang masuk investasi
terbesar di Indonesia, di mana posisi Sintang di awah satu tingkat kota
Surabaya. Ini tentu berkat kerja keras dan dukungan semua pihak.

Pada kesempatan yang sama, Direktur MJM H Amaluddin mengungkapkan,
perkebunan sawit ini akan menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari
penyemaian, penanaman hingga pada aktivitas perusahaan lainnya. Tentu,
dengan banyaknya menyerap tenaga kerja, membawa masyarakat pada tingkat
perekonomian yang lebih baik, karena perusahaan membayar gaji karyawan dua
kali dalam satu bulan, tentunya upah dibayar dengan standar UMD (upah
minimum daerah).

" Kita sudah dan akan membangun ruas jalan mulai dari Serasau, Sebtuk
bahkan Empura dan Sepiluk. Dan, enam bulan ke depan, akan ada pembukaan
lahan masyarakat (plasma). Dalam hal ini, kita akan upayakan kebun milik
masyarakat dulu yang dibangun, barulah kebun inti. Sehingga dalam kurun
waktu 3 tahun ke depan, kiri dan kanan sungai Ketungau dipenuhi kebun
sawit," papar Amaluddin di hadapan Bupati dan masyarakat dari Ketungau.

Dijelaskannya, untuk Serasau, 84 ribu hektare dan untuk Sejalu 120 ribu
sehingga dipastikan September sudah penanaman perdana. Selain itu,
pihaknya juga membangun kebun untuk kas desa seluas 5 hektare. Kebun
tersebut akan diurus dan hasilnya akan dikelola oleh desa yang
bersangkutan. Begitu juga dengan sekolah, rumah ibadah dan lainnya,
diharapkan dari pada kosong, akan lebih baik ditanami sawit dan hasil bisa
dijual untuk kepentingan kas desa. " Lahan kebun untuk masyarakat banyak,
tetapi penduduknya tidak ada, itu yang buat kita bingung,

Selasa, 02 Desember 2008

Kabupaten Sintang

Kabupaten Sintang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Sintang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 32.279 km dan berpenduduk sebesar 500.000 jiwa. Kabupaten Sintang terletak di bagian timur Propinsi Kalimantan Barat atau diantara 105 - 121 Lintang Selatan dan 11050 - 11320 Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Sintang di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Serawak (Malaysia Timur), sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kapus Hulu, sebelah barat berbatasan Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Melawi.
Di sektor pertanian, Padi merupakan komoditas andalan di Sintang. Komoditas andalan lainnya adalah palawija berupa jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedele dan kacang hijau. Pertanian tanaman pangan menyumbang sekitar 14,62% terhadap total PDRB dengan sumbangan komoditas padi sebesar 65,42% terhadap sub sektor tanaman pangan.
Kabupaten Sintang di sektor perkebunan yang diutamakan untuk menunjang keperluan industri yaitu tanaman karet dan kelapa sawit. Selain dua komoditi utama tersebut, produksi tanaman perkebunan lainnya yang juga mengalami peningkatan yaitu tanaman kelapa dan kelapa hibrida
Kabupaten Sintang dialiri 2 sungai besar yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi, diman Sungai Kapuas melewati daerah Sepauk, Tempunak, Sintang dan Kentungau, sedangkan Sungai Melawi melewati kota Sintang, Dedai, sampai Ambalau dan menuju ke Propinsi Kalimantan Timur.
Kabupaten Sintang dengan luas 3,23 juta Ha merupakan salah satu kabupaten yang memiliki kawasan hutan yang cukup luas yaitu sekitar 21,99 persen dari luas kawasan hutan propinsi Kalimantan Barat. Pemanfaatan terbesar untuk hutan produksi terbatas yaitu 31,15 persen yang lainnya sebesar 30,69 persen untuk pertanian lahan kering, sebesar 21,30 persen untuk hutan lindung dan sisanya untuk hutan produksi biasa, taman nasional dan hutan produksi yang dapat dikonversikan.
Obyek wisata yang menarik dan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi obyek wisata andalan di Sintang, Kalimantan Barat. Keadaan alam yang masih relatif alami dan sungguh indah untuk dikunjungi. Obyek wisata yang cukup menantang terletak disektor Selatan yaitu berupa Jeram kecil yang bertingkat tingkat yang oleh penduduk setempat dinamakan Riam. Salah satu jalur sungai yang banyak riamnya adalah Sungai Pinoh. Gelombang Riam dilatarbelakangi oleh bukit bukit dan tebing tebing yang ditumbuhi pohon pohon yang merupakan perpaduan alam yang sangat serasi dan menarik.





Harga Karet Mulai Naik


Setelah sempat anjlok hingga harga Rp 2500 per kilogram, harga karet kini mulai berangsur naik kembali. Naiknya kembali harga karet ini tentu sangat membantu masyarakat, khususnya mereka yang mengantungkan hidupnya dari hasil kebun karet.
Camat Ketungau Tengah Agus Jam, saat berada di Kantor Bupati Sintang mengatakan kenaikan harga karet saat ini tentu sangat membantu masyarakat yang menjadi petani karet. Menurutnya turunnya harga getah karet sempat membuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah hilang. Yang terjadi kemudian adalah para petani karet pontang-panting mencari kerjaan lain. Sehingga kebun karet mereka tidak dirawat dan terlantar.
“Di Kecamatan Merakai sampai sekarang ini harga karet sudah mulai naik. Sudah ada yang beli dengan harga Rp 6000 per kilo,” ujarnya.
Menurut Agus Jam, sebagian besar masyarakatnya di Kecamatan Ketungau Tengah merupakan petani karet.
“Bisa dibayangkan kalau harga karet anjlok, bagaimana aktivitas ekonomi mereka, tentu mereka sangat terpukul,” katanya.
Namun setelah harga karet kembali naik walaupun belum sama dengan harga tertinggi sebelum krisis, namun masyarakat sudah bisa merasakan dampaknya. “Kita berharap harga karet tidak turun lagi sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas untuk meningkatkan tarap hidup mereka,” tambahnya.
Ditempat lain, Dakir salah seorang pemilik dealer motor di Kecamatan Sepauk mengatakan salah satu dampak akibat turunnya harga karet adalah banyak motor yang kembali ditarik oleh dealer. Hal ini sangat wajar, penurunan harga karet yang mencapai 400 persen membuat masyarakat seperti benar-benar kehilangan pendapatan. Apalagi krisis global juga menyebabkan naiknya berbagai harga bahan kebutuhan.
“Jumlah motor di dealer kami yang ditarik sejak turunnya harga karet sampai saat ini mencapai 16 unit motor. Masyarakat yang mengambil kredit kendaraan bermotor rata-rata mengatakan tidak lagi mampu membayar kredit karena harga getah turun